ARSIP BLOG

Sabtu, 27 Maret 2010

ASTERIA EDSIANA 292008213

NAMA : Asteria Edsiana
KELAS : b
Jawab :
1. Kongruensi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan dua buah bangun yang sama dan sebangun. Dua buah bangun datar yang dapat tepat saling berimpit disebut dua bangun yang kongruen. Dua bangun datar tersebut kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut:
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
 Sisi-sisi yang bersesuaian sama besar

Kesebangunan artinya memiliki bentuk yang sama. Dua bangun datar dikatakan sebangun bila memiliki bentuk yang sama. Dua bangun datar dengan bentuk yang sama merupakan bangun yang sebangun jika memenuhi syarat berikut ini :
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
 Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding

Persamaanya kongruensi dan kesebangunan adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan bentuknya sama.

Perbedaan kongruensi dan kesebangunan adalah pada kongruen sisi yang bersesuaian sama panjang, sedangkan pada sebangunan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.

2. a. Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi. Ketiga sisi segitiga tersebut bertemu satu sama lainnya dan membentuk tiga buah sudut. Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
 Segitiga sama sisi
 Segitiga sama kaki
 Segitiga sembarang
Berdasarkan panjang sudutnya segitiga dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
 Segitiga lancip
 Segitiga siku-siku
 Segitiga tumpul

b. Segiempat adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan dengan empat buah titik yang tidak segaris.

Jenis-jenis segiempat:
 Persegi
Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat titik sudut dan empat sisi yang sama panjang. Pertemuan setiap dua sisi tersebut saling tegak lurus.
 Persegi panjang
Persegi panjang adalah bangun segi empat yang ke empat sudutnya siku-siku dan sisi yang berhadapan sama panjang.
 Jajar genjang
Jajar genjang adalah bangun segi emapat yang sisi-sisi berhadapannya sama panjang dan sejajar.
 Belah ketupat
Belah ketupat adalah bangun segi empat dengan sisi yang berhadapan saling sejajar, ke empat sisinya sama panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
 Layang-layang
Laying-layang adalah bangun segi empat dengan dua pasang sisi yang berdekatan masing-masing sama panjang.
 Trapesium
Trapesium adalah bangun segiempat yang tepat memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.

c. segi tujuh adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan tujuh buah titik yang tidak segaris.

d. segi-n adalah segi banyak, misalnya dari segitiga,segiempat,segilima,segienam,segitujuh,dan seterusnya sampai membentuk sebuah lingkaran.

3. a. segi-n beraturan adalah beberapa bangun datar memiliki segi yang beraturan dan jumlahnya lebih dari empat segi, contoh , segi banyak beraturan antara lain: segi enam beraturan, segi delapan beraturan, segi dua belas beraturan dan seterusnya.

b. segi-n tidak beraturan adalah beberapa bangun datar memiliki segi yang tidak beraturan dan jumlahnya lebih dari tiga segi. Contoh, segi lima, segi tujuh, dan sebagainya.
4. Perbedaan antara belah ketupat dan layang-layang adalah
 Belah ketupat adalah bangun segi empat dengan sisi yang berhadapan saling sejajar, ke empat sisinya sama panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
 Sifat-sifat belah ketupat adalah sebagai berikut:
a. Semua sisinya sama panjang
b. Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri
c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
d. Kedua diagonalnya sama membagi dua sama panjang dan berpotongan tegak lurus.
 Sedangkan Laying-layang adalah bangun segi empat dengan dua pasang sisi yang berdekatan masing-masing sama panjang.
 Laying-layang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mempunyai dua pasang sisi yang berdekatan, masing-masing sama panjang.
b. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
c. Memiliki sepasang sudut berhadapan yang sama besar
d. Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus

5. Transpormasi adalah memindahkan suatu titik atau bangun pada sebuah bidang. Transpormasi T pada suatu bidang memetakan tiap titik P pada bidang menjadi P ̀ pada bidang itu pula. Titik P ̀̀ disebut bayangan atau peta titik p.
6. Pencerminan atau refleksi adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin.
Perputaran atau rotasi pada bidang datar ditentukan oleh : Titik pusat rotasi, Besar sudut rotasi, Arah sudut rotasi. Arah rotasi dikatakan positif jika berlawanan dengan arah jarum jam dan arah rotasi dikatakan negatif jika searah dengan jarum jam.
Dilatasi adalah transpormasi yang mengubah ukuran bangun giometri
( memperbesar atau memperkecil ) tetapi tidak mengubah bentuk bangun geometri.
Translasi (pergeseran) adalah suatu pemindahan semua titik dalam suatu bidang dengan besar dan arah yang sama.
a. Cara membelajarkan pencerminan atau refleksi :
Dalam membelajarkan pencerminan/refleksi digunakan geometri bidang sebagai cermin digunakan: sumbu x, sumbu y, Garis x = h, Garis y = h, garis y =x , garis y =-x.
b. Cara membelajarkan perputaran atau rotasi :
Rotasi dengan pusat o(0,0) : Titik P(x,y) dirotasi sebesar α berlawanan arah jarum jam dengan pusat O(0,0) dan diperoleh bayangan P’(x’,y’) maka : x’= xcosα – ysinαdan y’= xsinα + ycosα. Jika sudut α = ½. Rotasinya dilambangkan dengan R½π, maka : X’ = -y dan y’ = x.
Jika sudut putar a = π : (rotasinya dilambangkan dengan H) maka x’ = - x dan y’ = -y.
c. Cara membelajarkan dilatasi :
Misalkan titik A dipetakan ke titik A’ oleh dilatasi [O,k], maka berlaku 0A’ = k x 0A
Letak dari A’ ditentukan oleh arah OA’, arah A’ = k x OA ditentukan dengan kesepakatan sebagai berikut:
 Jika k > 0, maka A’ = k x 0A ditetapkan searah dengan 0A
 Jika k < 0, maka A’ = k x 0A ditetapkan berlawanan arah dengan 0A.

d. Cara membelajarkan translasi :
a dan b masing-masing disebut sebagai komponen translasi.
 a menyatakan komponen translasi dalam arah sumbu X.
Jika a > 0, maka arah pergeserannya adalah a satuan ke kanan.
Jika a < 0, maka arah pergeserannya adalah IaI satuan ke kiri.
 b menyatakan komponen traslasi dalam arah sumbu Y.
Jika b > 0, maka arah pergeserannya adalah b satuan ke atas.
Jika b < 0, maka arah pergeserannya adalah IbI satuan ke bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar